Sungguh padamu wahai rembulan akulah punggukmu,
Sudah pada dasarnya aku takkan sampai
Seolah aku takkan terjaga sampai mati merapat
Ah, kenapa kau harus purnama?
Kenapa tak jadi angin lalu saja?
Ah, kenapa aku yang jadi pungguknya?
Kenapa tak jadi awan saja
?
Mengapa begitu banyak tanda tanya,
Namun apalah daya, hati ini tak jua mau mengerti.
Akulah si pungguk batu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar