Di suatu dulu. Pernah saya belajar bersepeda sendirian di pelataran depan rumahku. Hari itu begitu cerah terik matahari menembus kulit. Meski saya tidak pernah memiliki sepeda sendiri tapi saya bisa belajar dengan sepeda peninggalan kakak ketiga saya. Hari itu untuk lertama kalinya saya belajar bersepeda. Berulang kali saya terjatuh erluka di bagian lutut dan siku saya. Tapi semangat saya untuk belajar tidak mengingat rasa sakit yang didapat.
Setiap kali saya selesai belajar bersepeda, dengan penuh luka akibat terjatuh. Ibu tidak pernah marah melihat saya penuh luka, saya selalu dipuji karena setiap hari saya semakin pandai bersepeda. Saya pun semakin bersemangat karena luka-lukanya selalu di obati sama ibu. Hingga akhirnya saya bisa bersepeda sendiri.
Sekarang. Ketika kedewasaan yang saya rasakan. Semua perjuangan hidup seringkali saya terpuruk, terjatuh dan gagal. Orang tua hanya bisa berdoa dan memberi nasehat. Saya mengambil pelajaran ketika sedang belajar bersepeda dulu. Tidak selalu kegagalan yang kita dapati selalu ada orang terkasih membangunkan kita. Mereka tidak pernah bisa mengajarkan kita dalam hal apapun itu kecuali diri kita sendiri yang mempunyai keinginan untuk bisa.
By. Sapariyanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar